Klausul 6.3 ISO 27001:2022 tentang Manajemen Perubahan
- Restia Moegiono
- •
- 02 Jul 2025 20.11 WIB

Ilustrasi Change Management
Dalam era digital yang serba cepat, perubahan teknologi informasi (TI) adalah keniscayaan. Organisasi dituntut untuk terus beradaptasi demi menjawab tantangan bisnis dan kebutuhan pasar. Namun, perubahan tanpa kontrol dapat menjadi bumerang—menyebabkan gangguan layanan, celah keamanan, hingga kegagalan proyek. Di sinilah manajemen perubahan (change management) berperan penting.
Manajemen perubahan dalam konteks TI bukan hanya soal memperbarui sistem, tetapi menyangkut bagaimana perubahan tersebut dilakukan secara terstruktur, terkendali, dan selaras dengan tujuan bisnis. Tujuannya? Meminimalkan risiko dan menjaga stabilitas sistem informasi.
Mengapa Manajemen Perubahan pada TI itu Penting?
Manajemen perubahan TI penting karena membantu organisasi mengelola perubahan pada sistem dan layanan TI dengan cara yang terstruktur dan terkendali, meminimalkan gangguan, meningkatkan kualitas layanan, dan memastikan perubahan selaras dengan tujuan bisnis. Tanpa manajemen perubahan yang efektif, maka organisasi dapat menghadapi resistensi, kebingungan, penurunan kinerja, dan bahkan kegagalan proyek.
Di dalam klausul 6.3 ISO 27001:2022 disebutkan bahwa jika di dalam organisasi terdapat kebutuhan untuk melakukan perubahan atas SMKI, maka perubahan tersebut harus dilakukan dengan cara yang terencana. Cara yang terencana tersebut dilakukan sesuai dengan konsep manajemen perubahan (change management), yaitu sebuah pendekatan terstruktur yang digunakan untuk membantu individu, tim, dan organisasi dalam bertransisi dari kondisi saat ini menuju kondisi yang lebih baik, atau mencapai tujuan yang diinginkan melalui perubahan.
Dalam konteks SMKI, dapat disimpulkan bawa manajemen perubahan merupakan proses yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola perubahan yang terjadi pada ruang lingkup SMKI agar perubahan dapat dilakukan secara terstruktur, terkontrol, dan meminimalisir risiko terhadap gangguan layanan TI yang menjadi fokus SMKI.
Dengan adanya manajemen perubahan pada SMKI, maka diharapkan dapat:
- Mengurangi risiko downtime dan gangguan layanan TI.
- Menjamin keamanan informasi tetap terjaga selama perubahan.
- Menyediakan dokumentasi dan audit trail atas perubahan yang dilakukan.
- Memastikan keterlibatan stakeholder dan persetujuan sebelum implementasi.
- Mendukung kontinuitas bisnis melalui proses yang terstruktur dan konsisten.
Apa saja Perubahan pada SMKI?
Perubahan pada SMKI meliputi perubahan pada operasional TI yang bisa berdampak pada operasi, keamanan, atau stabilitas sistem TI. Perubahan tersebut meliputi instalasi, penghapusan, atau modifikasi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan konfigurasi sistem. Beberapa contoh perubahan penting yang memerlukan manajemen perubahan, antara lain:
- Penerapan atau penggantian perangkat keras seperti server, router, atau perangkat penyimpanan data.
- Pembaruan, instalasi, atau penghapusan perangkat lunak aplikasi dan sistem operasi.
- Perubahan konfigurasi jaringan, termasuk pengaturan firewall, VPN, atau segmentasi jaringan.
- Implementasi patch keamanan dan update perangkat lunak.
- Perubahan kebijakan keamanan TI, hak akses pengguna, atau pengaturan autentikasi.
- Migrasi data atau sistem ke platform baru atau cloud.
- Penambahan atau modifikasi layanan TI yang digunakan oleh pengguna atau client.
- Perubahan prosedur backup dan pemulihan bencana.
- Integrasi sistem baru dengan sistem lama atau eksternal.
Bagaimana Cara Melakukan Manajemen Perubahan?
-
Tahap Identifikasi Perubahan
Pemohon mengisi dan mengajukan Formulir Request For Change (RFC) dengan informasi lengkap yang menjelaskan tujuan, dampak, resiko, dan jadwal perubahan.
-
Tahap Penilaian dan Evaluasi
Tim manajemen perubahan atau Change Advisory Board (CAB) memeriksa Formulir RFC, kemudian mengevaluasi risiko, dampak, dan manfaat perubahan, serta melakukan konsultasi dengan pihak terkait.
- Tahap Persetujuan
RFC yang sudah dievaluasi disetujui atau ditolak oleh manajemen atau CAB. Jika disetujui, maka ditetapkan jadwal pelaksanaan.
-
Tahap Pelaksanaan Perubahan
Melaksanakan perubahan sesuai rencana dan jadwal, serta melakukan komunikasi kepada pengguna yang terdampak.
-
Tahap Pemantauan dan Verifikasi
Melakukan pemantauan (monitoring) kondisi sistem setelah perubahan, serta melakukan verifikasi apakah perubahan berhasil dan tidak menimbulkan masalah.
-
Tahap Dokumentasi
Membuat dokumentasi hasil implementasi dan pembaruan catatan konfigurasi, serta membuat laporan hasil perubahan.
-
Tahap Peninjauan Pasca Perubahan (Post Implementation Review)
Mengevaluasi efektivitas perubahan, serta mengidentifikasi pembelajaran (lesson learned) dan perbaikan prosedur.
Apa itu Formulir Request For Change (RFC)?
Formulir Request For Change (RFC) adalah dokumen formal yang digunakan untuk meminta perubahan pada suatu sistem, dokumen, atau proses. Dalam konteks bisnis, formulir ini digunakan untuk mendokumentasikan dan mengelola permintaan perubahan yang diajukan oleh individu atau tim.
Berikut ini merupakan contoh field pada Formulir RFC:
Field | Deskripsi |
RFC Number | Nomor unik untuk identifikasi permintaan perubahan |
Tanggal Permintaan | Tanggal saat RFC dibuat |
Pemohon | Nama dan jabatan orang yang mengajukan perubahan |
Departemen/Unit | Departemen pemohon |
Deskripsi Perubahan | Penjelasan rinci tentang perubahan yang diusulkan |
Alasan Perubahan | Alasan mengapa perubahan diperlukan |
Kategori Perubahan | Misal: Perubahan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dsb. |
Dampak Perubahan | Penilaian dampak yang mungkin timbul dari perubahan |
Resiko Terkait | Potensi risiko akibat perubahan |
Rencana Implementasi | Langkah-langkah untuk pelaksanaan perubahan |
Jadwal Pelaksanaan | Waktu dan tanggal pelaksanaan yang diusulkan |
Rencana Pemulihan | Rencana rollback atau mitigasi jika terjadi kegagalan |
Persetujuan Manajemen | Tanda tangan atau persetujuan dari manajemen terkait |
Status RFC | Status terkini (Pending, Approved, Rejected, Implemented) |
Tindak Lanjut | Catatan monitoring pasca implementasi |
Manajemen perubahan bukan sekadar formalitas dokumen. Ini adalah pilar penting dalam menjaga keberlanjutan, keamanan, dan efisiensi TI dalam organisasi. Dengan pendekatan yang terstruktur, organisasi bisa merespon dinamika teknologi tanpa kehilangan kendali atas stabilitas sistemnya.
Penerapan change management yang baik akan mempermudah proses adaptasi, meningkatkan kepercayaan stakeholder, dan menjamin kelangsungan bisnis yang lebih andal.